APAKABARGROBOGAN.COM – Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan
tinjau lokasi terdampak bencana tanah longsor di Desa Sipedang.
Secara umum berdasarkan hasil kaji cepat sementara, wilayah terdampak tanah longsor ini mencakup enam kecamatan.
Meliputi Banjar Mangu, Bulan, Pagentan, Wanayasa, Pandan Arum dan Susukan.
Kecamatan Banjar Mangu menjadi lokasi terdampak dengan kerusakan yang dialamii
Baca Juga:
Termasuk Dapat Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh, Berikut Ini 5 Manfaat Buah Naga bagi Kesehatan
Peringkat FIFA Timnas Indonesia Semakin, dari 152 Sejak Erick Thohir Ketua Umum PSSI Menjadi 125
Baca artikel lainnya di sini : Korban ABG Hanya Diberi Uang Rp50 Ribu Setiap Layani Hidung Belang, Polisi Tangkap Mucikari Remaja
Yaitu 8 rumah dengan kondisi rusak berat, 2 rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak ringan.
Area tersebut berada di dekat wilayah yang pernah mengalami kejadian tanah longsor pada 2014 silam. Pada persitiwa itu seratus lebih warga menjadi korban.
Pemkab Banjarnegara sudah menyediakan lahan yang rencananya akan digunakan sebagai hunian sementara (huntara).
Baca Juga:
Hitung Cepat Pilkada Jateng 2024 Versi SMRC, Pasangan Ahmad Luthfi – Taj Yasin Berhasil Unggul
Lihat juga konten video, di sini: Prabowo Subianto Dorong Pembangunan Tanggul Laut di Pantura, Cegah Warga Terdampak Banjir Rob
Di lokasi yang dibilai aman dan tidak jauh dari lokasi tanah yang terdampak longsor.
Jika ditarik garis lurus, lokasinya berada sekitar 300 meter di atas lahan lapang.
Rencana awal, pembangunan huntara itu dikhususkan untuk sembilan rumah terdampak hingga pembangunan huntap selesai dikerjakan.
Baca Juga:
Perwakilan Kerajaan Inggris Sambut Presiden Prabowo Subianto Saat Tiba di London
Penetapan Tersangka Disebut Dilakukan Secara Sewenang-wenang, Tom Lembong Resmi Ajukan Praperadilan
Kedepannya belum diputuskan apakah lokasi pembangunan hunian tetap (huntap) akan dibangun di lokasi huntara atau di lokasi lain.
Dari hasil kunjungan ke lokasi terdampak, Deputi logpal BNPB berdiskusi dengan pihak Pemkab terkait aspek-aspek yang harus diperhatikan jika memang akan dibangun huntara atau pembangunan kembali rumah masyarakat di lokasi yang sama atau insitu.
Dengan menimbang aspek-aspek seperti lokasi yang aman terhadap potensi bencana serupa atau jenis bencana lain.
Maka Deputi logpal BNPB menyarankan agar hal itu didiskusikan dengan lintas instansi terkait seperti PVMBG, Badan Geologi, BMKG dan lainnya.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Pemkab Banjarnegara telah menyiapkan huntara sambil menunggu ke relokasi.
Huntara ini hanya sekitar 300 meter dari lokasi terdampak.”
“Bidang lahannya datar dan cukup aman. Apakah huntara akan jadi huntap nanti keputusannya ada di Pemkab,” jelas Lilik.
“Kami merekomendasikan agar pihak Pemkab berdiskusi dengan PVMBG, Badan Geologi, BMKG dan yang lainnya terkait pemilihan lokasi yang aman,” imbuhnya.
Terkait pembangunannya, Lilik mengatakan bahwa sembilan rumah huntara akan dibiayai menggunakan APBD setempat.
Namun Lilik tetap berpesan agar struktur bangunannya dibangun dengan memperhatikan aspek kekuatan terhadap potensi gempabumi maupun potensi bencana yang lainnya.
“Saya lihat pemda sudah mandiri. Namun tetap disarankan harus mengikuti bangunan tahan gempa dan bencana.”
“Harus kuat harus proses standar sesuai yang direkomendasikan,” jelas Lilik.
Di lokasi itu Deputi logpal turut menyerahkan bantuan logistik kepada masyarakat terdampak termasuk pengungsi sebanyak 18 KK atau 62 jiwa.
Adapun dukungan logistik dan peralatan yang diserahkan meliputi tenda keluarga 4×4 50 set, sembako 200 paket, makanan siap saji 200 paket, terpal 200 lembar.
Hygine kit 200 paket, selimut 200 lembar, matras 200 lembar, valtbed 100 unit, genset 2 unit, dan alkon/sedot air 2 unit.
Penyerahan dukungan itu dilakukan secara simbolis oleh Deputi logpal BNPB kepada Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara.*